A. Produksi.
Produksi tanaman lidah buaya adalsh daun pelepah. Pada satu pohon tanaman lidah buaya dapat dipanen 1 sampai 2 pelepah setiap bulannya. Untuk tanaman yang berumur 10 - 12 bulan berat pelepah dapat mencapai 0.6 kg, apabila populasi tanaman mencapai 8.000 ( jarak tanam 1.00 m x 1.25 m ) dan yang dapat dipanen diperkirakan mencapai 80 % dari populasi tanaman/ha, masing-masing tanaman dipanen sebanyak satu pelepah, maka dapat diperkirakan hasil produksi dari budidaya tanaman ini per hektar/bulan = 80% x 8.000 x 0.6 kg = 3.840 kg. Produksi/ha/tahun = 12 x 3.840 kg = 46.080 kg.
gbr 1. tanaman lidah buaya
B. Potensi.
Pada saat ini pusat pengembangan lidah buaya terdapat di negara-negara Afrika bagian selatan, sedangkan negara-negara yang telah membudidayakan lidah buaya secara komersil adalah Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, Australia, dan Thailannd.
gbr 2. pengembangan lidah buaya
Usaha pengolahan lidah buaya sudah di prediksikan akan menjadi usaha yang sangat berkembang didunia bisnis pertanian indonesia. Hal itu dikarenakan masih jarangnya pengusaha yang bergelut dibidang pengolahan lidah buaya. Apabila pelaku bisnis melihat peluang yang ada maka mereka pasti akan berfikir ulang untuk beralih bisnis ke pengolahan lidah buaya yang menjanjikan keuntungan lebih.
C. Kompetisi / daya saing.
Saat ini persaingan pasar produk lidah buaya belum terasa menyulitkan. Pengembangan agribisnis lidah buaya di Indonesia terpusat di Pontianak Kalimantan Barat. Lidah buaya juga banyak diusahakan di Pulau Jawa, tetapi skala usahanya relatif sempit dan lokasinya juga terpencar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetisi / daya saing masih sedikit atau rendah.
gbr 3. perkebunan lidah buaya
D. Nilai ekonomis.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa lidah buaya memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
gbr 4. pelepah lidah buaya
Setiap bagian tubuh tanaman lidah buaya dapat menciptakan suatu nilai jual atau nilai ekonomis bagi lidah buaya itu sendiri, seperti :
- Gel atau pulp dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
- Kulit lidah buaya dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan teh lidah buaya.
- Ekstrak lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai bubuk atau powder dan senyawa aktif lainnya.
- Konsentrat lidah buaya dapat dikembangkan dalam bidang kosmetik, farmasi, dan industri kimia.
E. Aspek pemasaran.
Didalam aspek pemasaran terdapat beberapa point yang harus kita ketahui terlebih dahulu, sehingga proses pemasarannya dapat berjalan dengan lancar. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Berikut adalah hasil analisa usaha budidaya tanaman lidah buaya dengan lahan satu hektar.
1. Budidaya
- Bibit 10 ribu batang @ Rp 1.500 = Rp 15.000.000
- Pupuk cair 400 L. @ Rp 2.000 = Rp 800.000
- Pestisida 2 L. @ Rp 200.000
2. Lahan
- Pengolahan tanah = Rp 5.000.000
3. Peralatan
- Cangkul, sprayer, dan lain-lain = Rp 1.000.000
- Peralatan ro-drip satu paket = Rp 8.000.000
4. Biaya penyusutan alat :
- Saprodi 10% dari Rp 1.000.000 = Rp 100.000
- Peralatan ro-drip 10% dari Rp 8.000.000 = Rp 800.000
5. Lain-lain
- Sewa lahan 1 tahun = Rp 10.000.000
- Petugas kebun 3 orang dalam 12 bulan @ Rp 3.000.000 = Rp 36.000.000
- Transportasi 12 bulan @ Rp 200.000 = Rp 2.400.000
- Pajak bumi dan bangunan = Rp 100.000
6. Biaya pemeliharaan 3 x dalam setahun
- Pupuk cair 3.000 liter @ Rp 2.000 = Rp 6.000.000
- Pestisida 6 liter @ Rp 100.000 = Rp 600.000
7. Upah tenaga kerja harian
- Penyiangan gulma 30 HOK @ Rp 15.000 = Rp 450.000
- Penanaman 10 HOK = Rp 150.000
- Pengendalian OPT 30 HOK @ Rp 15.000 = Rp 450.000
- Pembersihan saluran drainase = Rp 600.000
- Pembumbunan = Rp 600.000
- Panen = Rp 450.000
- Pengangkutan = Rp 450.000
- Modal yang diperlukan kurang lebih adalah = Rp 89.150.000.
- Penjualan dan keuntungan produksi per hektar per bulan ( 2.000 pelepah x 0.8 kg ) = 8.000 kg.
- Harga jual per kg = Rp 1.200
- Pendapatan per bulan 8.000 kg x Rp 1.200 = Rp 9.600.000
- Pendapatan per tahun 12 x Rp 9.600.000 = Rp 115.200.000
No comments:
Post a Comment